Menatap Cahaya (New Part)


Berpendar cahaya diatas tanah perjuangan, antara nilai-nilai yang tak tampak oleh kasat mata. Jika dahulu cahaya itu bersinar dalam dua arah. kini cahaya itu bersinar dalam satu arah, satu bingkai yang tampak manis. Mengurai satu persatu setiap kesulitan untuk meraih cahaya Nya.

Dan kini….

 

Benar kata Nya dalam surat cinta yang menjadi penyatu arah untuk hamba Nya, jika kegalauan, kegundahan, kesedihan atau bahkan kebahagiaan hanya akan terasa oleh diri kita yang tak pandai mengajak kelapangan jiwa untuk bersama terbingkai cahaya Nya. karena ia hanya terlihat oleh kasat mata, tampak suram dan tak bisa mengajak kita untuk mensyukuri setiap nikmat Nya. Tetapi ketika kelapangan jiwa membersamai…maka cahaya itu serasa dekat..bahkan lebih dekat dari apa yang kita bayangkan.

Mendekati angka 1 tahun kita bersama menatap cahaya, banyak hal yang telah mengajak ku untuk selalu mensyukuri setiap nikmat Nya. berharap esok akan ada lagi nikmat-nikmat Allah dari arah yang tak terduga untuk kita bisa bersama kembali untuk menatap cahaya diatas tanah perjuangan yang akan Ia kehendaki untuk atas nama cinta karena Allah.

Takkan ada yang bisa tahu selain Ia Yang Maha Tahu atas setiap hal, seberapa lama kita bisa menatap cahaya bersama lagi. ahh… indah ya jika dikenang beberapa bulan ini….bersama mu menatap cahaya sembari menulis kan sebuah visi misi untuk masa depan hingga bisa sukses untuk melewati tahun ke 2, tahun ke 3 dst…

Dan kini doaku…

cahaya ini akan terus berada dalam genggaman tangan kita, hingga suatu hari nanti kita bisa meletakkannya dalam hati. agar ia tetap menyinari, menjadi penerang dalam gelap dan semakin melapangkan jiwa-jiwa kita yang terkadang serasa sempit untuk selalu bersyukur… dan biarkanlah ia semakin lapang..karena nya disana ada sabar dan keikhlasan yang selalu siap untuk menyambut jiwa-jiwa yang lapang 😀

Manokwari, 14 Sept 2011

Leave a comment