Abi ngasih kado doa ya … :)

5 Desember 2010, dan hari ini 5 Desember 2011, Alhamdulillah, usia pernikahan kita sudah satu tahun sayangku…

Sebelumnya maafkan abi yang baru “nyempetin” menulis, padahal ummi dah berkali-kali menagih tulisannya abi untuk mengisi blog rumah keluarga cahaya kita ini. Bermacam alasan abi sampaikan ketika ummi menagih tulisan abi, dari alasan abi enggak sejago ummi, sibuk, dan seterusnya. Maafin abi, mungkin karena abi jarang nulis menjadikan ummi tidak serajin seperti dulu untuk menulis. Tapi yang pastinya sayang, semenjak menikah denganmu, syair puisi lebih banyak aku tulis di hatiku dan aku bacakan langsung di depanmu, dan itu adalah syair tentang cintaku padamu, syair tentang kesyukuranku kepada Allah atas hadirmu dalam hidupku.

Aku hadiahkan doa ini kepadamu. Kiranya doa ini yang semoga kian mempertautkan hati kita berdua agar cinta kita tetap berada dalam naungan cinta-Nya.

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Tahu bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam kecintaan kepada-Mu, telah berjumpa dalam menaati-Mu, telah bersatu dalam da’wah kepada-Mu, telah terjalin dalam membela syari’at-Mu. Maka teguhkanlah, ya Allah, ikatannya; kekalkanlah kasih sayangnya; tunjukilah jalan-jalannya; penuhilah hati ini dengan cahaya-Mu yang tiada pernah sirna; lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman kepada-Mu dan indahnya kepasrahan kepada-Mu; dan matikanlah ia di atas kesyahidan di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah, kabulkanlah. Dan, curahkanlah kesejahteraan dan kedamaian kepada baginda kami Muhammad SAW., serta kepada keluarga dan para shahabat beliau”.

Dari yang mencintaimu karena Allah….

pembelajaran….

<strongPembelajaran…terkadang kita akan menyadari betapa pentingnya kata ini ketika kita sedang menjalani prosesnya. entah bagaimana hasilnya… tak akan bermakna ketika proses "pembelajaran" ini belum di mulai. berbeda halnya ketika kita berada dalam dinamikanya.. kita tak akan lagi peduli berhasil atau kah gagal, yang kita tahu hanyalah "try" mencoba dan mencoba dalam pembelajarannya..
Atau kita yang hanya sedang mengazamkan niat saja..itu pun belum cukup untuk membuktikan ketangguhan diri kita terhadap suatu nilai dari "pembelajaran". terkadang kita naif..sering berdalih ini dan itu…seolah-seolah IMAN kita tak cukup untuk menopang segala kesulitan yang ada. lalu apa artinya sebuah IMAN jika telah lama kita tanam tak bisa menjadikan kita semakin tangguh???

Atau filosofi "Semakin bertambah usia..ujian pun akan semakin bertambah" bukan lagi menjadi pengingat diri kita..bahwa semakin pohon itu menjulang tinggi, maka badai pun akan terasa kencang.
Sayang sekali jika kita lupa, kemudian terpuruk dan terlempar sendiri dalam khayalan-khayalan semu. Semakin terasing pada persoalan diri, terpenjara oleh bisikan-bisikan halus "I can't do it" sehingga kita kalah oleh diri sendiri..inikah wajah kita??? inikah mental para da'i???
Jujur..aku jengah dengan pribadi seperti ini… yang tak pernah bisa memaknai pembelajaran..dimanakah IMAN itu??? menjadi pondasi kekuatan dalam diri…menjadi cahaya yang menerangi diri dan umat kita sahabat??? Kalau lah pilihan terakhir adalah mundur..maka tak usah lagi iri pada sahabat yang senang dengan perjuangan..tak usah lagi dengki dengan sahabat yang cinta akan jiddiyah..kesungguhan. cukup lah sibuk pada dunia khayalan yang telah diletakkan pada kedua tangan dan jiwa. karena beginilah yang diinginkan dalam ruang mental nya. tak usah lagi diingat bagaimana kisah tentang perjuangan dalam proses..tak perlu diingat dalam memori..karena baginya ini cukup menyakitkan…terjerumus dalam jalan kebenaran…!!!

Jujur…aku bosan dengan keluhan..Seolah-olah tak ada lagi harapan dalam kesulitan..bukankah telah IA katakan pada surat cinta Nya..bahwa dibalik kesulitan akan ada kemudahan..dan bahwa dibalik kesulitan akan ada kemudahan..maka terus lah berjuang… menjadi pribadi yang cinta dengan perjuangan..sehingga akan banyak makna dalam pembelajaran..terlepas apakah kita akan gagal atau berhasil..teruslah mencoba..bismillah..

untuk sahabat yang sedang berjuang..
dan untuk diri..yang sedang belajar menjadi orang tua.. doakan kami sahabat… 😀

Menatap Cahaya (New Part)

Berpendar cahaya diatas tanah perjuangan, antara nilai-nilai yang tak tampak oleh kasat mata. Jika dahulu cahaya itu bersinar dalam dua arah. kini cahaya itu bersinar dalam satu arah, satu bingkai yang tampak manis. Mengurai satu persatu setiap kesulitan untuk meraih cahaya Nya.

Dan kini….

 

Benar kata Nya dalam surat cinta yang menjadi penyatu arah untuk hamba Nya, jika kegalauan, kegundahan, kesedihan atau bahkan kebahagiaan hanya akan terasa oleh diri kita yang tak pandai mengajak kelapangan jiwa untuk bersama terbingkai cahaya Nya. karena ia hanya terlihat oleh kasat mata, tampak suram dan tak bisa mengajak kita untuk mensyukuri setiap nikmat Nya. Tetapi ketika kelapangan jiwa membersamai…maka cahaya itu serasa dekat..bahkan lebih dekat dari apa yang kita bayangkan.

Mendekati angka 1 tahun kita bersama menatap cahaya, banyak hal yang telah mengajak ku untuk selalu mensyukuri setiap nikmat Nya. berharap esok akan ada lagi nikmat-nikmat Allah dari arah yang tak terduga untuk kita bisa bersama kembali untuk menatap cahaya diatas tanah perjuangan yang akan Ia kehendaki untuk atas nama cinta karena Allah.

Takkan ada yang bisa tahu selain Ia Yang Maha Tahu atas setiap hal, seberapa lama kita bisa menatap cahaya bersama lagi. ahh… indah ya jika dikenang beberapa bulan ini….bersama mu menatap cahaya sembari menulis kan sebuah visi misi untuk masa depan hingga bisa sukses untuk melewati tahun ke 2, tahun ke 3 dst…

Dan kini doaku…

cahaya ini akan terus berada dalam genggaman tangan kita, hingga suatu hari nanti kita bisa meletakkannya dalam hati. agar ia tetap menyinari, menjadi penerang dalam gelap dan semakin melapangkan jiwa-jiwa kita yang terkadang serasa sempit untuk selalu bersyukur… dan biarkanlah ia semakin lapang..karena nya disana ada sabar dan keikhlasan yang selalu siap untuk menyambut jiwa-jiwa yang lapang 😀

Manokwari, 14 Sept 2011

Catatan Bougenville untuk suami ku

Bismillah… Untuk suami ku yang selalu setia memberikan support untuk kembali menulis, merangkai hikmah dari setiap jeda diantara kita. Alhamdulillah… hari ini diatas butiran air hujan yang turun dari langit, semoga selalu mengiringi keberkahan atas keluarga kita. Atas ujian yang telah kita lalui bersama, atas segala hal yang tak akan pernah berhenti untukku mencintai mu karena Allah.. 🙂

Kembali terngiang sesaat selepas makan malam bersamamu, Dari sebuah catatan kecil engkau bacakan untukku ” menikah bukan menjadi penghalang untuk berhenti menulis.” “menulis lah sayang..abi rindu tulisan ummi” pinta mu saat itu.

engkau benar sayang…seharusnya tak ada yang berubah dari ku. tak ada yang boleh memaksaku untuk berhenti menulis. apapun dan bagaimanapun kesibukanku seharusnya menjadi ide untukku menulis. dan tulisan ini aku persembahkan khusus untuk mu sebagai rasa terimakasih ku padamu telah menjadi mitra yang baik untukku, mengajari ku untuk terus berbenah diri menjadi seorang istri yang sholihah. amiin… 🙂

Terimakasih sayang.. telah memberiku inspirasi yang besar dalam keluarga kita. aku berharap engkau selalu menjadi cahaya untuk keluarga kita dan umat ini. amiin… 🙂 yang tak akan pernah lelah mengajariku tentang makna keindahan yang belum pernah aku tahu bagaimana maknanya. bahwa keindahan bukan hanya mengeja tentang tawa dan suka, tetapi dalam indah pun ada tangis dan duka. menjadi pengingat ku akan berartinya dirimu dalam kehidupan ku. menjadi cahaya ku yang akan selalu terang untukku.

Terimakasih sayang atas segala cinta dan kasih sayangmu..aku persembahkan catatan kecil ini untuk mu.. . Catatan Bougenville untuk mu 🙂

Dipelataran rumah kecil kita, aku melihat bunga bougenville bermerkaran satu persatu. cantik sekali, tampak basah oleh air hujan. Jika saja ia bisa bicara dalam bahasa manusia, ia pasti akan mengatakan kepada kita “aku akan menjadi saksi untuk mu, ketika dipagi hari didepan pintu rumah, saat engkau mencium tangannya sembari mengucapkan pesan singkat “hati-hati dirumah ya sayang…” kemudian ketika di sore hari sembari mengucapkan salam engkau berteriak kecil “abi pulang sayang…” 

kadang canda tawa itu pun mengajakku untuk selalu berdoa atas kebahagiaan yang ingin engkau rangkai bersamanya, atau kadang terdengar pula oleh ku nasehat berharga mu untukknya yang tak pernah lelah engkau berikan, meski harus engkau ulang kembali. aku mendoakan mu untuk kebahagiaan rumah kecil ini. amiin…

tak hanya berhenti disana, aku menyaksikan bagaimana engkau menjadi pemimpin keluarga kecil ini, saat ujian terberat yang pernah engkau lalui. dan bahkan tetesan air mata yang tak pernah engkau tampakkan dihadapannya. aku melihat mu.. bagaimana tetesan airmata itu jatuh dalam sujudmu 😀 😀 😀

tetapi engkau cukup tegar menjalaninya..bahkan Allah segera menjawab doamu dan memberikan pertolongan. engkau masih ingat bukan bagaimana ujian materi yang Allah uji kan kepadamu??? mungkin itu saat-saat kondisi sulit yang pernah engkau lalui bersamanya. aku bangga padamu..engkau tetap berdiri dan melanjutkan perjalanan yang melelahkan ini. rahmat Allah tercurah selalu untuk mu… untuk keluarga yang engkau pimpin.. selalu lah bersinar untuk mencintainya karena Allah…. 😀

 

Sepatu dan Segenggam Rindu

Sepatu sport. Alhamdulillah Saya hanya punya satu sepatu olah raga, setidaknya sampai saat ini. Sepatu ini aku beli terpaksa, karena setiap hari sabtu ada kewajiban untk menggunakan kostum ngantor yang casual dengan sepatu sport. Ibarat pepatah, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui, sepatu olah raga satu-satunya milik saya ini saya gunakan juga sekalian untuk kegiatan olah raga. Alhamdulillah sepatunya termasuk kategori awet, mungkin karena mereknya merek batu beton kali ya….??? 😀

Segala sesuatu ada konsekuensinya, seperti sepatu yang digunakan untuk ngantor yang seharusnya bersih indah menawan dan terawat, tapi digunakan untuk olah raga, ya jadinya kotor itu sepatu. Seperti kejadian hari minggu kemarin. Sepatu ini saya gunakan untuk menempuh perjalanan mendaki gunung lewati lembah, lewat hutan gunung Meja, menerobos hutan mencari jalan pintas menuju pantai pasir putih bersama sahabat-sahabat saya dalam agenda “petualangan”. Alhasil sepatu itu jadi kotor di luar oleh becek, dan sepertinya penuh pasir putih di dalamnya.

——-

(kita masuk ke babak romantisnya, angin berhembus mengubah suasana disekitar pembaca menjadi suasana yang romantic syahdu, pembaca membaca dengan perlahan dan penuh penghayatan)… 😀

——-

Tiba hari sabtu, Hari ini hari sabtu Tanggal 2 April 2011. Hari ini harusnya seperti hari sabtu biasanya. seperti biasanya saya menggunakan sepatu sport ini untuk ngantor. Namun ada yang berbeda dengan sepatu ini. Saya tersadar, bahwa seharusnya sepatu ini kotor penuh lumpur dan pasir karena kejadian mhari minggu kemarin, namun kini sepatu ini bersih, benar-benar bersih.

Siapa lagi kalau bukan istriku yang mencucinya namun ternyata saya tidak tau kapan dia mencucinya untuk saya. Jujur saja, saat masih bujang, apapun kondisinya, saya tetap ngantor asal enggak telat… 😀

——-

(sekarang kita benar-benar masuk ke babak romantisnya, angin berhembus mengubah suasana disekitar pembaca menjadi suasana yang romantic syahdu, pembaca membaca dengan perlahan dan penuh penghayatan)… 😀

——-

Hari ini saya benar-benar tersentuh, terharu. Sepatu ini mengingatkan saya akan hadirnya, mengajak untuk membuka album kenangan 3 bulan lebih perjalanan rumah tangga kami.

Sudah sejak kamis siang, istri meninggalkan saya untuk mengikuti kegiatan pelatihan. Dan sejak saat siang itu saya merasa kehilangan sesuatu yang sangat beharga, betapa tidak perhiasan yang paling indah yang tak jemu mata hati untuk memandangnya, dengan kemilau senyumannya, kini belum terlihat lagi di setiap sudut rumah mungil ini.

Satu misalnya, sesampai nya langkah di dapur, seakan melihat bayang engkau istriku yang sedang bersin-bersin sembari membalikkan sayur olahanmu… 😀

“Alhamdulillah”, “Yahamukalloh”, Yadihkumulloh”.

Rindu aku akan doa yang saling bersahutan ini…

Allah.. di setiap ruang di rumah ini, ku taman benih-benih rindu, seperti menanam padi, kutanam teratur dengan langkah mundur, namun terus tumbuh seiring detik berjalan. Dengan ijin-Mu, akan kusemai esok kamis… Amin…

 

Ya Allah,
Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta padaMu,
telah berjumpa dalam taat padaMu, telah bersatu dalam dakwah padaMu,
telah berpadu dalam membela syari’atMu.
Kukuhkanlah, ya Allah, ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan nur cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan
keindahan bertawakkal kepadaMu. Nyalakanlah hati kami dengan berma’rifat padaMu.
Matikanlah kami dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah. Amin.

Memoar sejarah

Hanya kesyukuran ketika hari ini mata kita masih diizinkan oleh Nya untuk mellihat, telinga kita masih diizinkan oleh Nya untuk mendengar, kulit kita masih dapat merasakan hangatnya matahari.. berlimpah rahmah pula bagi kita yang senantiasa hatinya selalu rindu akan nyanyian merdu ayat-ayat Nya..

Saat pagi hari menjelang..atau siang hari yang telah beranjak..dan sore hari yang akan terbenam kembali menjelang malam..apa yang bisa kita banggakan dari hamparan hari itu? atau barangkali tak ada yang bisa kita banggakan untuk diistimewakan..sama halnya dengan hari kemarin..sehingga tak ada kata yang menarik untuk dikutip bait-baiit hikmah. Merugilah kita..!!!

Barangkali ini hanyalah sebuah fatamorgana..yang memberikan bias pada jalan kehidupan. sehingga tak ada jejak yang ingin kita tinggalkan disana. mengapa??? mungkin kita merasa menjadi tak berarti??? atau kita kerdil dalam melihat kedalam diri.. aku punya kemampuan, aku punya bakat..atau aku bisa..!!! dan seberapa banyak kata-kata itu hadir membisikkan kedalam jiwa kita????atau sudah lama kita tak pernah menghipnotis alam bawah sadar kita dengan kalimat-kalimat itu???

Tak perlu lah kita bertanya tentang hari kemarin..hari ini saja..adakah jejak yang ingin kita tinggalkan??? jejak kebaikan yang bersejarah, yang akan dikenang oleh anak-anak kita nantinya.. tentang sebuah cerita yang selalu akan diingat suatu hari nanti oleh mereka.. berceritalah untuk mengukir sejarah pada tinta emas kehidupan kita, yang warna tintanya tak akan pernah pudar, meski tinta itu telah habis isinya..karena pastinya akan selalu ada yang mengisi dengan membagi kisahnya untuk selalu ditiru oleh mereka..

Atau kah kemarin..hari ini dan esok suatu pekerjaan yang sedang kita laksanakan hanya sekedar menunaikan kewajiban kita sebagai pekerja??? Merugilah kita…!!! karena hanya lelah yang akan kita rasakan.. hanya sekedar melaksanakan tanpa mengambil peran nasehat yang berharga..mungkin kita sering merasakan bahwa tak ada yang mendengar petuah-petuah baik dari kita..tapi Allah tak akan pernah diam..Ia tahu bagaimana cara yang terbaik untuk menanamkan benih kebaikan itu di hati mereka..karena itu, tak ada jalan lain kecuali dengan kesabaran. bersabar atas apa yang kita lakukan hari ini..bersabar atas asa yang tak sama dengan realita, bersabar atas cinta yang belum sampai pada jiwa lembutnya..karena perjuangan itu hanya membutuhkan sebuah rasa. sudahkah kita menciptakan rasa itu kedalamnya????

Hari ini..mungkin tidak ada yang menarik untuk dibagi hikmahnya..tentang memoar sejarah yang tak akan berulang..karena kesuksesan tak mengenal kesalahan untuk kedua kalinya. Ia selalu progres untuk belajar pada dunia baru..dinamika baru..sehingga akan menjadi cerita menarik untuk ditulis, dipelajari, dikembang kan dan selalu untuk ditingkatkan.. karena itu, Berbahagialah kita..jika hari ini masih ada yang belum selesai dalam bekerja, karena dengannya kita akan sadar..bahwa esok harus lebih baik untuk sebuah memoar sejarah…

 

kutulis untuk dunia baru ku…berbagi cahaya bersama anak-anak SDIT Insan Mulia Manokwari Papua Barat..salam hangat dari ku anak-anakku yang sholih… 😀

Manokwari, 28 maret 2011

pukul 15.07 WIT

menjadi guru bag.2

Alhamdulillah..akhirnya kembali dengan rutinitas menulis yang sempat tertunda satu minggu ini. kesibukan baru menjadi seorang guru benar-benar menyita waktu dan pikiran saya untuk fokus pada dunia saya yang baru. hal ini saya nikmati sebagai proses kehidupan yang banyak memberikan pelajaran-pelajaran berharga. terutama bagaimana saya berinteraksi dengan mereka baik itu para guru-guru yang lain hingga anak-anak murid yang notabene beragama non muslim.

sebenarnya bukan hal sulit untuk saya berbagi bersama mereka, karena lingkungan saya semenjak kecil hingga usia 17 tahun hampir sebagian besar saya banyak berinteraksi dengan mereka. Tetapi saya tidak pernah merasakan hal yang sebelumnya yang belum pernah saya rasakan seperti sekarang ini. bersama mereka dengan ketaatan religiusitas yang mereka gambarkan dalam kehidupan sehari-hari membuat saya merenungkan kembali makna “isyhadu bi anna muslimun” saksikanlah bahwa aku seorang muslim. Bahkan dalam karangan buku ustadz Salim A. Fillah dengan judul “Saksikanlah Bahwa aku Seorang Muslim” dijelaskan dengan detail bagaimana seharusnya kita berlaku sebagai seorang muslim. Kemudian pertanyaan besar untuk kita renungkan bersama “Bagaimana kita menjabarkan tentang ke musliman kita???

Barangkali cukup klise ketika kita membicarakan tentang ini. kenapa??? karena bisa jadi ini menjadi hal yang tidak penting untuk kita renungkan maknanya. sehingga yang kita tahu hanya cukup sebatas sholat, puasa, bayar zakat dan naik haji. tetapi kadang kita lupa bagaimana makna dari rukun iman itu bisa menjadi nilai-nilai kebaikan. nilai-nilai yang mengandung makna muamalah yang jauh lebih penting dari sekedar sholat dan puasa yang hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban kita sebagai seorang hamba. atau barangkali memang demikianlah tangga tingkat keimanan kita. memaknai rukun islam dan rukun iman hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban. Na’udzubillahi mindzalik

Sebagai contoh..Mari kita lihat..pemimpin negeri kita..mereka adalah seorang muslim..tetapi bagaimana mereka menjabarkan tentang kemuslimannya??? mungkin kita sepakat akan mengatakan mereka masih jauh dari nilai-nilai religiusitas muslimnya, atau dengan bahasa sederhananya mereka masih jauh dari nilai-nilai keteladanan yang bisa kita tiru kebaikannya. atau kejadian unik yang ada dilembaga legislatif kita beberapa hari ini ketika ada seorang anggota dewan yang meminta waktu istirahat untuk melaksanakan sholat dhuhur..padahal waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 14.30 WIB..sungguh saya malu melihat para pemimpin-pemimpin kita. mari bersama-sama kita beristighfar memohon ampun kepada Allah SWT atas kejadian yang memalukan yang ditayangkan didepan publik.

Kembali pada “mereka” sebuah hikmah yang cukup menggetarkan hati saya. saya terdiam saat akan mengakhiri jam Ujian Akhir Sekolah karena waktu itu saya menjadi pengawas UAS. saat saya meminta mereka untuk keluar ruangan kelas, mereka dengan sigap langsung berdoa terlebih dahulu sebelum mengakhirinya. mata saya terbelalak dengan pemandangan yang baru saja saya saksikan atas nilai-nilai religiusitas yang mereka perlihatkan. Mungkin ini bukan hal biasa bagi kita, tetapi entahlah saya merasakan energi ruhiyah yang luar biasa..sembari mengatakan pada diri sendiri “seharusnya kita jauh lebih bisa religius dari mereka”.

Menunjukkan kemusliman kita bukan hanya dari simbolisasi pakaian taqwa yang kita gunakan. tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana aplikasi nilai-nilai islam itu sendiri dalam kehidupan sosial kita. berbagi dan saling menebarkan kedamaian diantara kita. Teringat dahulu bagaimana pada zaman Rosululullah SAW.. dikatakan bahwa Islam ini adalah rahmatan lil’alamin..rahmat bagi seluruh alam termasuk bagi para penduduk. harapan besar pula..kita bisa menjadi contoh teladan seorang muslim yang baik..dan sembari bangga dengan mengatakan “saksikan lah bahwa aku seorang muslim”

“Ya Allah ampunilah dosa kami..dosa atas kehilafan kami..dosa atas ketidaktahuan kami akan ajaran Mu..berikanlah kami petunjuk Mu agar kami selalu pada jalan lurus Mu..jalan yang Engkau Ridhoi..amiin ”

 

Menjadi Guru

Aktifitas saya yang baru selain menjadi ibu rumah tangga adalah menjadi guru. Tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, ketika akhirnya keputusan untuk menjadi seorang guru saya ambil. saya tidak memiliki dasar bagaimana menjadi guru yang baik. menjadi guru yang pandai berkata-kata menyampaikan setiap detail materi ajar yang akan saya bagi kepada murid-murid. Bingung..pasti…tetapi panggilan itu terus berbisik dalam lubuk hati saya “berikan sesuatu”.

sebelumnya, banyak wejangan yang saya terima dari pengurus sekolah bagaimana pola pendidikan dikota ini, terutama di sekolah ini. dari sekian puluh siswa yang tercatat hanya beberapa bagian yang hadir 100%. bukan karena sakit atau izin..tetapi ketidakhadiran mereka lebih banyak di sebabkan karena faktor minat belajar yang kurang dari siswa itu sendiri. saya sempat berfikir…bagaimana saya bisa mengajar mereka kalo begini polanya??? atau bagaimana saya akan memberikan mereka nilai dalam mata ajar yang saya ampu??? tiba-tiba ide ini muncul dalam pikiran saya. saya sampaikan kepada pihak pengurus sekolah, dengan membuat sebuah kesepakatan jika ada seorang siswa yang protes terhadap nilai mereka, maka saya atau guru tidak akan bertanggungjawab terhadap aksi siswa. bukan ingin egois atau apalah namanya…kesepakatan ini harus saya buat sebagai kontrak kerja. dilematis memang..jika kondisi siswa sendiri menuntut nilai yang bagus tetapi dari usaha siswa sendiri nol besar.

Beberapa minggu saya menjalani rutinitas baru sebagai pengajar, ingin rasanya saya menangis.. ( hehehehehe wanita bisanya cuma menangis 😀 ) bukan karena faktor geografis nya..tetapi karena ada rasa kekecewaan yang mendalam terhadap pola pendidikan disini, bukan berarti saya mengatakan bahwa seratus persen pola pendidikan disini kurang. sekali lagi ini dari kacamata saya pribadi, banyak hal yang ingin saya lakukan terhadap siswa, tetapi sepertinya birokrasi sekolahnya jauh lebih kuat dari suara kami para guru yang ingin menyuarakan bagaimana meningkatkan minat belajar para siswa.

kata suami saya dalam pesannya “ummi..siap-siap untuk kecewa ya???”awalnya saya kurang memahami apa maksud dari pesannya..dan sekarang saya mengerti. Bahkan jauh lebih memahami dari kata kecewa itu sendiri..karena dengan kecewa itu..akan ada upaya-upaya positif yang bisa kita lakukan demi sebuah perubahan meskipun dalam jangka panjang.. Berdiam diri tentunya bukan menjadi solusi, atau sekedar membiarkan hal ini berlarut-larut tidak berujung pada pembelajaran dalam batas kekecewaan saya.. saya berusaha mengubah paradigma terlebih dahulu, menerima semua ini dengan lapang dada..mencoba untuk mencintai dunia baru menjadi guru..dan alhamdulillah..kini sudah berjalan satu bulan..selalu ada ide-ide kreatif yang bisa saya berikan kepada mereka setiap kali melihat senyum mereka menghiasi dinding ruang kelas ini.. saya mencintai kalian murid-murid ku…dan saya bersyukur dalam rentang kehidupan saya bisa bertemu dengan kalian..mengajari ku untuk selalu berfikir..minggu depan apa yang akan saya berikan untuk kalian??? 😀

 

Pesan Dalam Botol

Kawanku yang sedang mengarungi samudara kehidupan, kerasnya ombak yang mengguncang, siang malam., menuju “dreamland” tujuan pencarian.

Ijinkan aku berpesan… inilah pesan dalam botol… tidak peduli sampai atau tidak… bahkan tidak peduli siapa engkau… sudahkah aku mengenalmu sebelumnya… tapi aku telah menganggap siapa saja yang telah menemukan pesan dalam botol ini adalah temanku… engkau adalah temanku…


Kawanku… Jika yang engkau gunakan adalah sampan kecil dengan dayung kayu, sekian lama kau dayung sehingga dayungmu tak lagi sesilau dulu, maka ada baiknya layar kau bentangkan jika angin sedang berpihak padamu, agar cepat engkau sampaI tujuan.
Tapi sebenarnya “engkau adalah sebesar apa yang engkau pikirkan”. Jika engkau meyakini engkau sebesar sebuah bahtera, lalu mengapa tidak kemudian menampung dan berusaha menghantarkan jiwa-jiwa yang percaya kepadamu.

Segera lah, karena kebaikan itu baiknya disegerakan…

Pesan berikutnya kawan…
Dalam pengarunganmu… aku yakin sebelumnya telah engkau persiapkan dirimu untuk menghadapi ombak, yang besar sekalipun… tapi bicara soal kesabaran… ini bukan tentang persiapan saja… kesabaran itu ada di awal, sepanjang perjalanan, dan diakhir perjalanan…
Bila terik mengujimu untuk kesabaranmu… air kesabaranmu engkau kira hamper habis… bersabarlah… jangan lah segera engkau meminum air laut untuk memuaskan dahagamu, karena bukan dahaga yang terobati, hanya haus yang akan semakin menjadi-jadi dan bisa menenggelamkanmu…

Ingat kawan… tujuanmu adalah menemukan mata air di “dream land”. Jika ada gerimis datang, sekali lagi gerimis juga tidak akan bertahan lama mengobati dahagamu… gerimis hanya hadir sebentar lalu menghilang…

Kawan… Hujan deras juga bisa hadir sebagai harapanmu mendambakan air kesejukan dan kemudian menjadikan lupa akan harapan akan mata air di “Dreamland”. Hujan deras juga hadir sesaat bahkan bisa berubah menjadi badai yang akan menghempaskan mu…
Segera lah, segera lah… sekali lagi bentang kan layar… “Dreamland” itu sudah dekat… sebagaimana engkau percaya bahwa mata air selalu memberi, memberi kemurnian… mengalir dan terus mengalir…

Bersemangatlah… Bersabarlah…

Semangat, begitu pula dengan Sabar… Sabar adalah perjuangan tak berujung kawan… jika habis kesabaranmu… engkau kalah…

ARH

Manokwari, 03 maret 2011

13.00 WIT

Renungan pagi ini

Bismillah…dengan nama Allah saya mengutip hikmah dari rangkaiannya, atas segala hal persoalan kehidupan, atas segala hal keindahan yang terlahir dari setiap rasa suka dan duka..semoga berkenan untuk renungan pagi ini. Untuk kita semua yang telah berazam pada kehidupan ini, dari batas waktu yang tak pernah kita ketahui kapan ujung dari kisah kehidupan kita masing-masing..

Seperti falsafah kehidupan ” hidup bagaikan seorang musafir” mengadakan perjalanan yang singkat tetapi dari sisi esensinya tak sesingkat apa yang kita bayangkan..ada kehidupan diatas kehidupan. seperti hal nya dalam batas roda kehidupan..ia terus berputar kadang naik dan kadang turun..dan uniknya penjabaran hakikat tentang “kita” pun mengikuti bagaimana alur roda kehidupan itu. hanya sekarang saatnya lah kita menentukan mau menjadi apa kita dalam putaran roda Nya.

Tidak mudah sebenarnya untuk diterjemahkan dalam batas ketakberdayaan atau dalam kelemahan kita saat ini, dalam batas waktu yang tak semakin panjang..setiap hari bertambah berkurang, dan mengalami degenerasi dalam setiap masanya. Tetapi besar harapan pada kedewasaan kita bahwa apa yang kita dengar, kita lihat dan kita rasakan tak akan pernah mengurangi sedikit pun nilai esensi yang kita pahami bahwa didunia ini Allah menciptakan dari hal-hal yang berbeda dari setiap putaran roda Nya. ada senang pasti ada sedih, ada sakit pasti ada sehat, ada duka pasti ada suka, ada jahat pasti ada baik, ada lebih pasti ada kurang, ada laki-laki pasti ada perempuan, ada cinta pasti ada benci, ada rindu pasti ada dendam dst. dan kita lah penerjemah dari setiap dua hal yang berlawanan itu. memberikan definisi setiap kondisi yang kita rasakan kemarin, hari ini, esok dan untuk esok nya lagi.

Dan bagiku..kesimpulan akhir definsi yang aku pahami adalah menjadikannya jauh lebih indah untuk mengetahui, mengerti dan memahami disetiap perbedaannya dalam batas cahaya yang aku miliki. kata seorang yang arif dan bijak “dalam setiap putaran roda itu, hanya satu hal yang kita butuhkan…dan itu menjadi kunci atas setiap hal yang menentukan.. kunci itu adalah “cinta”. kemudian pertanyaannya adalah.. seberapa banyak stok cinta yang kita miliki??? yang akan terus mengajarkan kepada kita ketika lelah cinta itu tetap ada, yang akan terus mengajarkan kita ketika sakit cinta itu tetap ada, yang akan terus mengajarkan kita ketika kita lemah maka cinta itu tetap ada. atau bahkan yang akan mengajarkan kita tentang harapan dan takdir yang tak sempurna, maka cinta itu tetap ada.
ya hanya dengan cinta, maka akan indah.. maka dengan cinta pula kita akan memulainya..

Pun dalam memandang setiap jeda fluktuatif itu, kita butuh cinta untuk memaknainya agar kita memahami kepada siapa kita kembali.. dan selebihnya adalah syukur dalam sabar… syukur dalam ikhlas…dan syukur dalam cinta…
dan kembali pada putaran roda kehidupan yang saat ini tengah kita lalui… cintai lah apapun kondisi kita…agar cahaya itu semakin terang untuk menjadi milik kita bersama orang-orang yang kita cintai dan bersama orang-orang yang mencintai kita … 🙂

doa untukku, dan untuk mu… semoga hari ini…Allah semakin menjadi kan kita pribadi yang “awwabun” selalu kembali kepada Allah dalam setiap keadaan..kembali kepada cinta Allah dan Rosul Nya..amiin…

Bukit Manokwari

Pukul 09.10 WIT

berbagi cahaya berbagi inspirasi