Memoar sejarah

Hanya kesyukuran ketika hari ini mata kita masih diizinkan oleh Nya untuk mellihat, telinga kita masih diizinkan oleh Nya untuk mendengar, kulit kita masih dapat merasakan hangatnya matahari.. berlimpah rahmah pula bagi kita yang senantiasa hatinya selalu rindu akan nyanyian merdu ayat-ayat Nya..

Saat pagi hari menjelang..atau siang hari yang telah beranjak..dan sore hari yang akan terbenam kembali menjelang malam..apa yang bisa kita banggakan dari hamparan hari itu? atau barangkali tak ada yang bisa kita banggakan untuk diistimewakan..sama halnya dengan hari kemarin..sehingga tak ada kata yang menarik untuk dikutip bait-baiit hikmah. Merugilah kita..!!!

Barangkali ini hanyalah sebuah fatamorgana..yang memberikan bias pada jalan kehidupan. sehingga tak ada jejak yang ingin kita tinggalkan disana. mengapa??? mungkin kita merasa menjadi tak berarti??? atau kita kerdil dalam melihat kedalam diri.. aku punya kemampuan, aku punya bakat..atau aku bisa..!!! dan seberapa banyak kata-kata itu hadir membisikkan kedalam jiwa kita????atau sudah lama kita tak pernah menghipnotis alam bawah sadar kita dengan kalimat-kalimat itu???

Tak perlu lah kita bertanya tentang hari kemarin..hari ini saja..adakah jejak yang ingin kita tinggalkan??? jejak kebaikan yang bersejarah, yang akan dikenang oleh anak-anak kita nantinya.. tentang sebuah cerita yang selalu akan diingat suatu hari nanti oleh mereka.. berceritalah untuk mengukir sejarah pada tinta emas kehidupan kita, yang warna tintanya tak akan pernah pudar, meski tinta itu telah habis isinya..karena pastinya akan selalu ada yang mengisi dengan membagi kisahnya untuk selalu ditiru oleh mereka..

Atau kah kemarin..hari ini dan esok suatu pekerjaan yang sedang kita laksanakan hanya sekedar menunaikan kewajiban kita sebagai pekerja??? Merugilah kita…!!! karena hanya lelah yang akan kita rasakan.. hanya sekedar melaksanakan tanpa mengambil peran nasehat yang berharga..mungkin kita sering merasakan bahwa tak ada yang mendengar petuah-petuah baik dari kita..tapi Allah tak akan pernah diam..Ia tahu bagaimana cara yang terbaik untuk menanamkan benih kebaikan itu di hati mereka..karena itu, tak ada jalan lain kecuali dengan kesabaran. bersabar atas apa yang kita lakukan hari ini..bersabar atas asa yang tak sama dengan realita, bersabar atas cinta yang belum sampai pada jiwa lembutnya..karena perjuangan itu hanya membutuhkan sebuah rasa. sudahkah kita menciptakan rasa itu kedalamnya????

Hari ini..mungkin tidak ada yang menarik untuk dibagi hikmahnya..tentang memoar sejarah yang tak akan berulang..karena kesuksesan tak mengenal kesalahan untuk kedua kalinya. Ia selalu progres untuk belajar pada dunia baru..dinamika baru..sehingga akan menjadi cerita menarik untuk ditulis, dipelajari, dikembang kan dan selalu untuk ditingkatkan.. karena itu, Berbahagialah kita..jika hari ini masih ada yang belum selesai dalam bekerja, karena dengannya kita akan sadar..bahwa esok harus lebih baik untuk sebuah memoar sejarah…

 

kutulis untuk dunia baru ku…berbagi cahaya bersama anak-anak SDIT Insan Mulia Manokwari Papua Barat..salam hangat dari ku anak-anakku yang sholih… šŸ˜€

Manokwari, 28 maret 2011

pukul 15.07 WIT

menjadi guru bag.2

Alhamdulillah..akhirnya kembali dengan rutinitas menulis yang sempat tertunda satu minggu ini. kesibukan baru menjadi seorang guru benar-benar menyita waktu dan pikiran saya untuk fokus pada dunia saya yang baru. hal ini saya nikmati sebagai proses kehidupan yang banyak memberikan pelajaran-pelajaran berharga. terutama bagaimana saya berinteraksi dengan mereka baik itu para guru-guru yang lain hingga anak-anak murid yang notabene beragama non muslim.

sebenarnya bukan hal sulit untuk saya berbagi bersama mereka, karena lingkungan saya semenjak kecil hingga usia 17 tahun hampir sebagian besar saya banyak berinteraksi dengan mereka. Tetapi saya tidak pernah merasakan hal yang sebelumnya yang belum pernah saya rasakan seperti sekarang ini. bersama mereka dengan ketaatan religiusitas yang mereka gambarkan dalam kehidupan sehari-hari membuat saya merenungkan kembali makna “isyhadu bi anna muslimun” saksikanlah bahwa aku seorang muslim. Bahkan dalam karangan buku ustadz Salim A. Fillah dengan judul “Saksikanlah Bahwa aku Seorang Muslim” dijelaskan dengan detail bagaimana seharusnya kita berlaku sebagai seorang muslim. Kemudian pertanyaan besar untuk kita renungkan bersama “Bagaimana kita menjabarkan tentang ke musliman kita???

Barangkali cukup klise ketika kita membicarakan tentang ini. kenapa??? karena bisa jadi ini menjadi hal yang tidak penting untuk kita renungkan maknanya. sehingga yang kita tahu hanya cukup sebatas sholat, puasa, bayar zakat dan naik haji. tetapi kadang kita lupa bagaimana makna dari rukun iman itu bisa menjadi nilai-nilai kebaikan. nilai-nilai yang mengandung makna muamalah yang jauh lebih penting dari sekedar sholat dan puasa yang hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban kita sebagai seorang hamba. atau barangkali memang demikianlah tangga tingkat keimanan kita. memaknai rukun islam dan rukun iman hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban. Na’udzubillahi mindzalik

Sebagai contoh..Mari kita lihat..pemimpin negeri kita..mereka adalah seorang muslim..tetapi bagaimana mereka menjabarkan tentang kemuslimannya??? mungkin kita sepakat akan mengatakan mereka masih jauh dari nilai-nilai religiusitas muslimnya, atau dengan bahasa sederhananya mereka masih jauh dari nilai-nilai keteladanan yang bisa kita tiru kebaikannya. atau kejadian unik yang ada dilembaga legislatif kita beberapa hari ini ketika ada seorang anggota dewan yang meminta waktu istirahat untuk melaksanakan sholat dhuhur..padahal waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 14.30 WIB..sungguh saya malu melihat para pemimpin-pemimpin kita. mari bersama-sama kita beristighfar memohon ampun kepada Allah SWT atas kejadian yang memalukan yang ditayangkan didepan publik.

Kembali pada “mereka” sebuah hikmah yang cukup menggetarkan hati saya. saya terdiam saat akan mengakhiri jam Ujian Akhir Sekolah karena waktu itu saya menjadi pengawas UAS. saat saya meminta mereka untuk keluar ruangan kelas, mereka dengan sigap langsung berdoa terlebih dahulu sebelum mengakhirinya. mata saya terbelalak dengan pemandangan yang baru saja saya saksikan atas nilai-nilai religiusitas yang mereka perlihatkan. Mungkin ini bukan hal biasa bagi kita, tetapi entahlah saya merasakan energi ruhiyah yang luar biasa..sembari mengatakan pada diri sendiri “seharusnya kita jauh lebih bisa religius dari mereka”.

Menunjukkan kemusliman kita bukan hanya dari simbolisasi pakaian taqwa yang kita gunakan. tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana aplikasi nilai-nilai islam itu sendiri dalam kehidupan sosial kita. berbagi dan saling menebarkan kedamaian diantara kita. Teringat dahulu bagaimana pada zaman Rosululullah SAW.. dikatakan bahwa Islam ini adalah rahmatan lil’alamin..rahmat bagi seluruh alam termasuk bagi para penduduk. harapan besar pula..kita bisa menjadi contoh teladan seorang muslim yang baik..dan sembari bangga dengan mengatakan “saksikan lah bahwa aku seorang muslim”

“Ya Allah ampunilah dosa kami..dosa atas kehilafan kami..dosa atas ketidaktahuan kami akan ajaran Mu..berikanlah kami petunjuk Mu agar kami selalu pada jalan lurus Mu..jalan yang Engkau Ridhoi..amiin ”

 

Menjadi Guru

Aktifitas saya yang baru selain menjadi ibu rumah tangga adalah menjadi guru. Tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, ketika akhirnya keputusan untuk menjadi seorang guru saya ambil. saya tidak memiliki dasar bagaimana menjadi guru yang baik. menjadi guru yang pandai berkata-kata menyampaikan setiap detail materi ajar yang akan saya bagi kepada murid-murid. Bingung..pasti…tetapi panggilan itu terus berbisik dalam lubuk hati saya “berikan sesuatu”.

sebelumnya, banyak wejangan yang saya terima dari pengurus sekolah bagaimana pola pendidikan dikota ini, terutama di sekolah ini. dari sekian puluh siswa yang tercatat hanya beberapa bagian yang hadir 100%. bukan karena sakit atau izin..tetapi ketidakhadiran mereka lebih banyak di sebabkan karena faktor minat belajar yang kurang dari siswa itu sendiri. saya sempat berfikir…bagaimana saya bisa mengajar mereka kalo begini polanya??? atau bagaimana saya akan memberikan mereka nilai dalam mata ajar yang saya ampu??? tiba-tiba ide ini muncul dalam pikiran saya. saya sampaikan kepada pihak pengurus sekolah, dengan membuat sebuah kesepakatan jika ada seorang siswa yang protes terhadap nilai mereka, maka saya atau guru tidak akan bertanggungjawab terhadap aksi siswa. bukan ingin egois atau apalah namanya…kesepakatan ini harus saya buat sebagai kontrak kerja. dilematis memang..jika kondisi siswa sendiri menuntut nilai yang bagus tetapi dari usaha siswa sendiri nol besar.

Beberapa minggu saya menjalani rutinitas baru sebagai pengajar, ingin rasanya saya menangis.. ( hehehehehe wanita bisanya cuma menangis šŸ˜€ ) bukan karena faktor geografis nya..tetapi karena ada rasa kekecewaan yang mendalam terhadap pola pendidikan disini, bukan berarti saya mengatakan bahwa seratus persen pola pendidikan disini kurang. sekali lagi ini dari kacamata saya pribadi, banyak hal yang ingin saya lakukan terhadap siswa, tetapi sepertinya birokrasi sekolahnya jauh lebih kuat dari suara kami para guru yang ingin menyuarakan bagaimana meningkatkan minat belajar para siswa.

kata suami saya dalam pesannya “ummi..siap-siap untuk kecewa ya???”awalnya saya kurang memahami apa maksud dari pesannya..dan sekarang saya mengerti. Bahkan jauh lebih memahami dari kata kecewa itu sendiri..karena dengan kecewa itu..akan ada upaya-upaya positif yang bisa kita lakukan demi sebuah perubahan meskipun dalam jangka panjang.. Berdiam diri tentunya bukan menjadi solusi, atau sekedar membiarkan hal ini berlarut-larut tidak berujung pada pembelajaran dalam batas kekecewaan saya.. saya berusaha mengubah paradigma terlebih dahulu, menerima semua ini dengan lapang dada..mencoba untuk mencintai dunia baru menjadi guru..dan alhamdulillah..kini sudah berjalan satu bulan..selalu ada ide-ide kreatif yang bisa saya berikan kepada mereka setiap kali melihat senyum mereka menghiasi dinding ruang kelas ini.. saya mencintai kalian murid-murid ku…dan saya bersyukur dalam rentang kehidupan saya bisa bertemu dengan kalian..mengajari ku untuk selalu berfikir..minggu depan apa yang akan saya berikan untuk kalian??? šŸ˜€

 

Pesan Dalam Botol

Kawanku yang sedang mengarungi samudara kehidupan, kerasnya ombak yang mengguncang, siang malam., menuju ā€œdreamland” tujuan pencarian.

Ijinkan aku berpesanā€¦ inilah pesan dalam botolā€¦ tidak peduli sampai atau tidakā€¦ bahkan tidak peduli siapa engkauā€¦ sudahkah aku mengenalmu sebelumnyaā€¦ tapi aku telah menganggap siapa saja yang telah menemukan pesan dalam botol ini adalah temankuā€¦ engkau adalah temankuā€¦


Kawankuā€¦ Jika yang engkau gunakan adalah sampan kecil dengan dayung kayu, sekian lama kau dayung sehingga dayungmu tak lagi sesilau dulu, maka ada baiknya layar kau bentangkan jika angin sedang berpihak padamu, agar cepat engkau sampaI tujuan.
Tapi sebenarnya ā€œengkau adalah sebesar apa yang engkau pikirkanā€. Jika engkau meyakini engkau sebesar sebuah bahtera, lalu mengapa tidak kemudian menampung dan berusaha menghantarkan jiwa-jiwa yang percaya kepadamu.

Segera lah, karena kebaikan itu baiknya disegerakanā€¦

Pesan berikutnya kawanā€¦
Dalam pengarunganmuā€¦ aku yakin sebelumnya telah engkau persiapkan dirimu untuk menghadapi ombak, yang besar sekalipunā€¦ tapi bicara soal kesabaranā€¦ ini bukan tentang persiapan sajaā€¦ kesabaran itu ada di awal, sepanjang perjalanan, dan diakhir perjalananā€¦
Bila terik mengujimu untuk kesabaranmuā€¦ air kesabaranmu engkau kira hamper habisā€¦ bersabarlahā€¦ jangan lah segera engkau meminum air laut untuk memuaskan dahagamu, karena bukan dahaga yang terobati, hanya haus yang akan semakin menjadi-jadi dan bisa menenggelamkanmuā€¦

Ingat kawanā€¦ tujuanmu adalah menemukan mata air di ā€œdream landā€. Jika ada gerimis datang, sekali lagi gerimis juga tidak akan bertahan lama mengobati dahagamuā€¦ gerimis hanya hadir sebentar lalu menghilangā€¦

Kawan… Hujan deras juga bisa hadir sebagai harapanmu mendambakan air kesejukan dan kemudian menjadikan lupa akan harapan akan mata air di ā€œDreamlandā€. Hujan deras juga hadir sesaat bahkan bisa berubah menjadi badai yang akan menghempaskan muā€¦
Segera lah, segera lahā€¦ sekali lagi bentang kan layarā€¦ ā€œDreamlandā€ itu sudah dekatā€¦ sebagaimana engkau percaya bahwa mata air selalu memberi, memberi kemurnianā€¦ mengalir dan terus mengalirā€¦

Bersemangatlahā€¦ Bersabarlahā€¦

Semangat, begitu pula dengan Sabarā€¦ Sabar adalah perjuangan tak berujung kawanā€¦ jika habis kesabaranmuā€¦ engkau kalahā€¦

ARH

Manokwari, 03 maret 2011

13.00 WIT

Renungan pagi ini

Bismillah…dengan nama Allah saya mengutip hikmah dari rangkaiannya, atas segala hal persoalan kehidupan, atas segala hal keindahan yang terlahir dari setiap rasa suka dan duka..semoga berkenan untuk renungan pagi ini. Untuk kita semua yang telah berazam pada kehidupan ini, dari batas waktu yang tak pernah kita ketahui kapan ujung dari kisah kehidupan kita masing-masing..

Seperti falsafah kehidupan ” hidup bagaikan seorang musafir” mengadakan perjalanan yang singkat tetapi dari sisi esensinya tak sesingkat apa yang kita bayangkan..ada kehidupan diatas kehidupan. seperti hal nya dalam batas roda kehidupan..ia terus berputar kadang naik dan kadang turun..dan uniknya penjabaran hakikat tentang “kita” pun mengikuti bagaimana alur roda kehidupan itu. hanya sekarang saatnya lah kita menentukan mau menjadi apa kita dalam putaran roda Nya.

Tidak mudah sebenarnya untuk diterjemahkan dalam batas ketakberdayaan atau dalam kelemahan kita saat ini, dalam batas waktu yang tak semakin panjang..setiap hari bertambah berkurang, dan mengalami degenerasi dalam setiap masanya. Tetapi besar harapan pada kedewasaan kita bahwa apa yang kita dengar, kita lihat dan kita rasakan tak akan pernah mengurangi sedikit pun nilai esensi yang kita pahami bahwa didunia ini Allah menciptakan dari hal-hal yang berbeda dari setiap putaran roda Nya. ada senang pasti ada sedih, ada sakit pasti ada sehat, ada duka pasti ada suka, ada jahat pasti ada baik, ada lebih pasti ada kurang, ada laki-laki pasti ada perempuan, ada cinta pasti ada benci, ada rindu pasti ada dendam dst. dan kita lah penerjemah dari setiap dua hal yang berlawanan itu. memberikan definisi setiap kondisi yang kita rasakan kemarin, hari ini, esok dan untuk esok nya lagi.

Dan bagiku..kesimpulan akhir definsi yang aku pahami adalah menjadikannya jauh lebih indah untuk mengetahui, mengerti dan memahami disetiap perbedaannya dalam batas cahaya yang aku miliki. kata seorang yang arif dan bijak “dalam setiap putaran roda itu, hanya satu hal yang kita butuhkan…dan itu menjadi kunci atas setiap hal yang menentukan.. kunci itu adalah “cinta”. kemudian pertanyaannya adalah.. seberapa banyak stok cinta yang kita miliki??? yang akan terus mengajarkan kepada kita ketika lelah cinta itu tetap ada, yang akan terus mengajarkan kita ketika sakit cinta itu tetap ada, yang akan terus mengajarkan kita ketika kita lemah maka cinta itu tetap ada. atau bahkan yang akan mengajarkan kita tentang harapan dan takdir yang tak sempurna, maka cinta itu tetap ada.
ya hanya dengan cinta, maka akan indah.. maka dengan cinta pula kita akan memulainya..

Pun dalam memandang setiap jeda fluktuatif itu, kita butuh cinta untuk memaknainya agar kita memahami kepada siapa kita kembali.. dan selebihnya adalah syukur dalam sabar… syukur dalam ikhlas…dan syukur dalam cinta…
dan kembali pada putaran roda kehidupan yang saat ini tengah kita lalui… cintai lah apapun kondisi kita…agar cahaya itu semakin terang untuk menjadi milik kita bersama orang-orang yang kita cintai dan bersama orang-orang yang mencintai kita … šŸ™‚

doa untukku, dan untuk mu… semoga hari ini…Allah semakin menjadi kan kita pribadi yang “awwabun” selalu kembali kepada Allah dalam setiap keadaan..kembali kepada cinta Allah dan Rosul Nya..amiin…

Bukit Manokwari

Pukul 09.10 WIT

Izzah istri adalah kehormatan suami :D

Kembali lagi saya diingatkan tentang betapa pentingnya seorang istri untuk menjaga kehormatan suami disaat suami sedang tidak bersama istri. berawal dari kutipan hadist shohih Rosulullah saw menyatakan: Dari Anas, Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang bermaksud: ā€œApabila seorang perempuan mendirikan sembahyang lima waktu, berpuasa sebulan (Ramadhan), menjaga kehormatan dan taat kepada suami, dia akan disuruh memasuki syurga melalui mana-mana pintu yang dia sukai.ā€ (Hadis Riwayat Ahmad)

Subhanallah…banyak makna jika bisa kita kaji bagaimana kedudukan hadist ini. terutama pada kalimat menjaga kehormatan dan ketaatan suami. sering kali kita salah mengartikan makna menjaga kehormatan suami adalah cukup untuk menjaga nama baik suami, tetapi baru beberapa hari ini saya menyadari ternyata kehormatan atau lebih tepatnya izzah seorang istri juga merupakan bagian kehormatan suami, dan ini merupakan salah satu bagian dari ketaatan kita kepada suami.

Sebagai contoh klasik misalnya..bagaimana sikap seorang istri terhadap fenomena dunia maya..saya sangat berhati-hati disini..karena saya pribadi pun pengguna setia dunia maya šŸ˜€ tetapi tidak ada salahnya jika saya ingin berbagi apa yang baru saja saya pahami melalui catatan kecil ini..semoga bisa menjaga diri kita..menjaga kehormatan suami kita dikala ia tidak bersama kita. meskipun kita tahu ada banyak orang yang membaca catatan2 kita, atau komentar-komentar kita, atau tentang sikap kita, tetapi seorang istri yang baik adalah ia pandai menempatkan sikap dan perilakunya dimana ia harus bersikap dan dimana ia harus mengendalikan diri terhadap segala sesuatu yang dapat menimbulkan fitnah. begitu pula bagaimana seorang suami ketika ia tidak bersama istrinya..pastinya tugas nya jauh lebih berat karena nama dari seorang pemimpin yang akan menjadi taruhan kehormatannya, baik diamata Allah dan Rosulnya juga baik dihadapan keluarga dan lingkungan sosial masyarakat.
Dalam buku Majmu’atu rosail Hasan Albana mengingatkan kita tentang bagaimana hukumnya ikhtilat, beliau mengatakan bahwa “semua itu disyariatkan agar kaum lelaki selamat dari fitnah wanita, karena fitnah ini adalah fitnah yang paling mudah hinggap dalam dirinya. juga agar kaum wanita selamat dari fitnah laki-laki, karena fitnah ini adalah fitnah yang paling mudah mendekati hatinya”.
kemudian diakhir catatannya As-syahid Hasan Albana berpesan bahwa ” sesungguhnya Islam telah melihat adanya tugas yang aksiomatik (kebenaran yang tidak perlu pembuktiannya lagi) dan asasi bagi wanita yakni mengurus rumah dan mendidik anak. maka hendaknya ia sebagai seorang gadis yang dipersiapkan untuk masa depan keluarga, sebagai istri yang intens dalam mengurus rumah dan berbakti kepada suaminya….jika untuk sebuah keterpaksaan sosial wanita harus kembali melakukan kerja selain tugas-tugas aksiomatik yang diperuntukkan baginya, maka saat itu ia harus menepati sayarat- syarat yang telah digariskan Islam untuk menjauhkan fitnah wanita bagi laki-laki dan fitnah laki-laki bagi wanita…”

Islam adalah rahmatan lil’alamin, kemudahan bagi umatnya, tidak kaku dalam pemaknaannya..dan sekali lagi Islam mengajarkan kita untuk bergaul, bersosialisasi dan bermuamalah kepada sesama termasuk juga kepada lawan jenis.
sebagai seorang istri kita harus bijak bagaimana kita menempatkan diri dalam bersosialisasi dengan sesama terutama terhadap lawan jenis yang bukan muhrim kita. hal ini adalah untuk mengajarkan kita bagaimana caranya untuk menjaga kehormatan suami kita, karena menjaga kehormatan suami bukan hanya menjaga nama baiknya..tetapi dengan menjadi istri yang pandai menjaga nama baiknya sendiri pun adalah bagian dari kita untuk menjaga kehormatan suaminya.
Dalam kultur kita sering adanya pembiasaan yang sering dibenarkan misalnya tentang becanda yang berlebihan terhadap lawan jenis. padahal yang benar itu lah yang seharusnya dibiasakan..ada banyak makna tentunya bagaimana kita mendefinisikan sesuatu yang benar itu..maka Rosulullah mengatakan kepada kita bahwa aku tinggalkan sebuah wasiat Alquran dan Assunnah sebagai penyelamat jalan manusia. semoga jiwa-jiwa kita Allah tunjukkan kepada jalan yang lurus..amiin

manokwari, 1 maret 2011
9.47 WIT